Tags

Kencan pertama yang saya lakukan bersama kamera Canon 7 Rangefinder beberapa bulan lalu begitu berkesan. Selain harus menyesuaikan diri dengan segalanya yang serba manual sayapun harus membiasakan diri untuk mengamati jendela bidik (view finder) dengan lebih teliti. Mengapa begitu…? Karena pada kamera rangefinder sudut pandang kita akan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan view finder pada  kamera SLR.

Pada kamera Canon 7 yang saya gunakan, setelah memasang lensa maka saya harus menyesuaikan sudut pandang pada view finder agar sesuai dengan lensa yang digunakan. Misalnya saya menggunakan lensa 50mm/f1.8 maka skala pada view finder saya atur pada angka 50 agar daerah cakupan yang muncul di view finder saat saya membidik nanti akan sesuai dengan lensa yang saya pakai.

48750038-crop-rollei-rpx400-small

Beberapa kesalahan yang saya lakukan saat kencan pertama lalu ternyata masih terulang lagi di kencan kedua ini. Belum mengatur focus, diafragma atau shutter speed sepertinya masih menjadi hantu belang yang akan selalu hadir pada setiap sesi pemotretan. Belajar dari kondisi ini saya kembali mengingatkan diri saya untuk mundur selangkah serta mengatur emosi untuk kembali menyesuaikan diri serta tidak terburu-buru mengabadikan subjek/objek foto saya.

48750036-rollei-rpx400-small
Namun, terlepas dari kesalahan yang terjadi akibat keteledoran saya tersebut ternyata kamera ini sungguh nyaman untuk dipakai street hunting. Bentuknya yang tidak se-seram kamera SLR atau DSLR serta penampilan yang terlihat tua membuat orang tidak terlalu alergi saat kita foto.

48750030-rollei-rpx400-small
Suara saat shutter menutup setelah merekam gambar terdengar begitu lembut. Sreg…! Begitulah kira-kira suara yang terdengar. Senyap rasanya dan jauh berbeda bila dibandingkan dengan kamera DSLR saya yang terdengar seperti suara mesin jahit dan  akan terdengar seperti suara mesin obras bila dipakai untuk continuous shooting.

Sesekali penggulung film terasa stuck atau macet namun hal itu bisa diatasi dengan cara menggeser tombol untuk mengunci shutter ke posisi netral, posisi mengunci atau kembali ke posisi ready. Setelah itu saya coba menggulung film lagi untuk memotret objek berikutnya. Dan… berhasil…!

48750034-rollei-rpx400-small

Selenium cell yang berfungsi sebagai sensor cahaya yang digunakan untuk metering kamera ini bisa saya katakan masih berfungsi cukup normal. Saya bisa menyimpulkan seperti ini karena setelah saya bandingkan  metering yang ditunjukkan oleh kamera masih sesuai dengan yang ditunjukkan oleh lightmeter dari aplikasi di smartphone saya.

48750032-rollei-rpx400-small

Saya cukup puas menggunakan kamera ini karena penampilannya sebagai kamera film yang cukup tua  ternyata bisa membuat orang-orang sepertinya tidak terganggu saat saya berada di sekitar mereka. Kamera Canon 7 rangefinder yang saya gunakan ini juga masih berfungsi dengan baik & bunyinya yang cukup lembut membuat saya makin terpesona padanya. Lensa 50mm/f1.8 sudah cukup mumpuni untuk diajak jalan-jalan melakukan street hunting. Mungkin nanti di lain kesempatan saya harus mulai mencoba lagi melakukan street hunting sambil mencoba menerapkan teknik zone focusing dengan kemara Canon 7 yang ditemani lensa 50mm/f1.8 ini.

Ooh iya… hunting foto yang saya lakukan pada kencan kedua ini berlangsung beberapa hari & satu hari di antaranya adalah ketika typhoon Hato akan memasuki wilayah Hong Kong. Mudah sekali membawanya meski hujan turun cukup deras. Cukup bungkus dengan plastik kresek saja dan diapun siap diajak bertualang.

Masih tetap sama dengan konfigurasi pada kencan sebelumnya, Canon 7 rangefinder saya ini ditemani lensa 50mm/f1.8 namun kali ini saya menggunakan film Rolei RPX400 sebagai media perekam gambarnya.

Berikut ini saya sajikan beberapa foto yang sempat saya rekam pada kencan kedua ini. Silahkan klik fotonya jika ingin melihatnya dalam ukuran yang relatif besar.

Selamat menikmati…