ingin sungguh aku bicara satu kali saja
sebagai ungkapan kata perasaanku padamu
telah cukup lama ku diam di dalam keheningan ini
kebekuan di bibirku, tak berdayanya tubuhku
Penggalan lagu Ternyata Cinta yang dibawakan oleh Anji tersebut masih saya nyanyikan dalam hati hingga dibuatnya tulisan ini… lebih dari 24 jam setelah pertunjukan musik Satu Untuk Semua yang diselenggarakan oleh Telin Hong Kong pada tanggal 11 Maret 2018 yang lalu. Saya nggak begitu jelas juga kenapa masih tetap mendengarkan lagu Anji tersebut… entah karena kekecewaan karena lagu tersebut tidak dinyanyikan kemarin atau karena memang masih terpesona oleh suara beliau yang memang bagus saat menyanyikan lagu tersebut sesuai dengan interpretasinya. Entah lah…!
Kalo boleh jujur saya mulai memperhatikan beliau justru saat beliau telah keluar dari group band yang bernama Drive, khususnya saat saya pertamakali mendengar beliau membawakan lagu Ternyata Cinta yang sepenggal liriknya mengawali tulisan ini. Setau saya lagu itu dibawakan oleh Fadli dari group band Padi. Namun, Anji menurut saya berhasil menyanyikan lagu tersebut dengan baik & aransemen musiknya juga memberikan warna yang berbeda dari versi Fadli. Saya nggak tau siapa yang pertamakali mempopulerkannya… Fadli Padi atau Anji Drive… tapi terlepas dari itu keduanya memberikan sentuhan yang sama bagusnya pada lagu tersebut.
Pada pertunjukan hari Minggu, tangal 11Maret 2018 lalu, Anji tampil mengisi panggung bergantian dengan komedian Dodit Mulyanto, Raditya Dika serta Fildan (jebolan Dangdut Academy 4). Saya bersama teman-teman dari Komunitas Photographer As 2 in 1 Hong Kong diberikan kesempatan untuk hunting pada pertunjukan yang berlangsung 2 sesi tersebut. Kesulitan terbesar hunting pada pertunjukan seperti ini bagi saya adalah harus membagi diri antara motret atau mendengarkan sajian live music tersebut karena keduanya merupakan hal yang saya suka. Tapi suka tidak suka saya tetap harus motret juga & harus melepaskan diri dulu dari apa yang terjadi di panggung untuk fokus memperhatikan lingkungan, khususnya memperhatikan cahaya yang menerangi panggung sambil mengatur kamera saya untuk mencoba berbagai kemungkinan pengambilan gambar. Karena sudah jarang motret maka kegiatan ini memakan waktu cukup lama & hampir membuat frustasi karena hasilnya sungguh tidak memuaskan.
Sulit rasanya motret dengan kondisi cahaya yang kerap berubah seperti di acara musik seperti ini. Namun berdasarkan hasil observasi sebelumnya setidaknya saya harus bersyukur juga karena cahaya utama yang datang dari atas kanan & kiri di seberang panggung sangat membantu saya. Tidak ada cahaya berwarna biru, merah atau kuning yang berasal dari atas panggung sebagaimana yang saya alami saat motret di Java Jazz tahun 2011 lalu. Jika hal itu terjadi lagi kemarin maka bisa jadi saya tidak punya dokumentasi yang layak & semua berakhir dengan teknik SRD lagi… shoot-review-delete.
Meski sempat tersendat cukup lama dengan pengaturan kamera saya namun akhirnya bisa dibilang hunting kemarin jauh lebih baik bila dibandingkan dengan hunting saat Java Jazz lalu. Yaaa… belajar dari pengalaman di Java Jazz itulah saya nggak berani keras kepala dengan pengaturan kamera saya tersebut & terus mencoba berbagai kemungkinan yang bisa saya lakukan.
Saya tidak bisa menceritakan gambaran besar acaranya karena memang sebagian besar lolos dari perhatian saya karena saya fokus motret serta berusaha memahami pengaturan kamera saya. Namun khusus pada bagian Anji & Fildan sebagain besar masalah pengaturan kamera telah selesai sehingga saya bisa fokus ke panggung memperhatikan detail acara.
Fildan sang jebolan Dangdut Academy 4 menggebrak panggung dengan sukses. Kemampuannya memainkan gitar elektrik sambil berdangdut ria menjadi nilai tambah tersendiri untuknya. Kemampuannya berdialog dengan penonton menurut saya masih kurang karena dialog kurang mengalir. Tetapi berkat permainan gitar serta suaranya yang mumpuni maka beliau bisa tampil dengan sukses & berhasil mengguncang Queen Elizabeth Stadium, khususnya pada pertunjukan sesi kedua.
Anji, pada gilirannya tampil tentu saja tidak kalah serunya dibandingkan dengan Fildan. Jam terbang yang telah dilaluinya menjadi bekal tersendiri untuk beliau sehingga segalanya berjalan dengan baik. Dialog dengan penonton mengalir begitu saja & sungguh enak untuk dinikmati. Suara beliau juga terdengar begitu jernih. Masuknya Anji ke panggung membawa atmosfir romantis ke dalam Queen Elizabeth Stadium setelah sebelumnya digebrak oleh lagu dangdut plus raungan gitarnya Fildan serta seruan para penonton.
Yaaah… memang sayang Anji tidak menyanyikan lagu Ternyata Cinta yang saya tunggu itu… tetapi… 2 buah lagu favorit lainnya menjadi lagu yang paling ditunggu oleh para penonton. Lagu tersebut adalah Dia serta Bidadari Tak Bersayap. Lagu tersebut sepertinya menjadi kado yang manis bagi kami yang hadir di Queen Elizabeth Stadium kemarin. Sungguh pertunjukan musik yang luar biasa…!
Pertunjukan musik kemarin itu menurut saya seperti menggabungkan timur dengan barat. Menggabungkan dangdut & pop ditambah komedian sekaligus blogger/vlogger. Terlepas dari bagaimana repotnya panitia mengatur model pertunjukan seperti itu, menurut saya acara kemarin berjalan dengan sukses. Sajian musik yang luar biasa seperti itu sangat sayang apabila dilewatkan begitu saja. Ditambah dengan kesempatan untuk hunting motret di dalamnya… aaah… seperti mendapatkan durian runtuh berkali-kali.
Semoga Telin Hong Kong tetap menghadirkan pertunjukan berkwalitas dengan artis-artis seperti mereka berdua di masa mendatang serta memberikan kesempatan pada komunitas fotografi binaannya ini untuk ambil bagian pada acara-acara tersebut.
Berikut ini adalah beberapa foto yang berhasil saya rekam. Selamat menikmati…