“Sekitar 80 ribu pengunjuk rasa pro-demokrasi memenuhi jalan-jalan di Kota Hong Kong sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Cina. Mereka menuntut agar pemerintah Cina memberikan demokrasi secara penuh di Hong Kong untuk memilih pemimpin Hong Kong secara langsung, bukannya ditunjuk dari pemerintah Beijing”
Paragraf di atas adalah cuplikan berita yg ditulis di Tempo online kemarin, 29 September 2014 mengenai demonstrasi yg sedang berlangsung di Hong Kong. Demonstrasi yg diusung oleh siswa SMA dan elemen mahasiswa serta masyarakat ini tentunya menjadi perhatian utama masyarakat & media di Hong Kong. Media di tanah air juga tidak ketinggalan menulis berita ini. Selain Tempo, Kompas & Detik pun ikut mengangkat berita ini.
Melihat demonstrasi ini saya jadi ingat suasana menjelang & pasca turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan. Ketika kemarin malam polisi Hong Kong sudah mulai mengambil tindakan untuk menghalau para demonstran dengan tear gas & pepper spray maka muncul kekhawatiran saya bahwa demo ini akan semakin anarkis. Apalagi tanggal 1 Oktober 2014 nanti akan ada gelombang demonstrasi Occupy Central yg tentunya akan melibatkan massa yg lebih banyak lagi.
Sebagai perantau yg belum mengerti bahasa Cantonese maka informasi hanya bisa saya dapatkan dari berita online berbahasa Inggris serta dari teman-2 saya saja. Keterbatasan ini membuat saya seolah-olah berada pada posisi rentan, apalagi hari ini sebagai lanjutan demonstrasi kemarin maka beberapa ruas jalan di daerah Hong Kong & Kowloon masih ditutup oleh demonstran. Meski secara logika saya sadar bahwa demonstrasi ini berbeda dengan demonstrasi yg terjadi tahun 1998 lalu karena masyarakat Hong Kong terbiasa untuk tertib menjalankan aturan namun saya merasa tetap perlu untuk melakukan semacam assessment/survey atas beberapa hal mengingat lokasi demonstrasi di Kowloon berada tidak jauh dari tempat saya tinggal. Untuk itulah saya melakukan tinjauan ke lokasi dalam radius 200-300 meter untuk melihat bagaimana respon masyarakat, aktifitas keseharian dll untuk saya jadikan sebagai dasar pertimbangan saya.
10 foto berikut ini adalah foto-2 yg saya abadikan di sekitar lokasi demonstrasi. Foto diabadikan dengan menggunakan Iphone 4S saja & retouch untuk persiapan upload menggunakan Photoscape.
******
Dari atas jembatan penyebrangan, saya lihat sebuah bus melintang di perempatan jalan utama yg membentang di wilayah Kowloon.
Saya coba untuk turun ke jalan, melihat bagaimana respon masyarakat, apakah ada terlihat rasa khawatir atau takut (seperti saat demonstrasi besar-2 an melanda Jakarta) atau mereka tetap santai. Ternyata masyarakat menghadapinya dengan santai saja bahkan malah mendekati lokasi demontrasi untuk melihat apa yg terjadi & tentunya membuat beberapa foto liputan yg mungkin akan mereka share ke keluarga atau teman-2.
Beginilah sisi lain dari bis yg melintang di tengah jalan tadi. Di sisi ini bis ditempeli berbagai poster ukuran kira-2 sebesar kertas A4 (mungkin hasil fotocopy-an) yg saya tidak mengerti apa artinya. Saya juga tidak sempat meluangkan waktu untuk bertanya karena ternyata batere Iphone saya pun sudah hampir kritis karena itu say aputuskan segera bergerak ke sisi lain & mengambil beberapa gambar. Sisi lain dari bis ini dijadikan semacam panggung untuk para demonstran berorasi menyampaikan pendapatnya.
Ini adalah foto sisi jalan yg ada di depan bis tersebut di atas. Di kejauhan ada beberapa mobil polisi & beberapa anggota polisi berjaga-2. Polisi yg saya lihat mayoritas memakai topi biru seperti topi satpam & itu adalah polisi biasa bukan sekelas PTU (semacam Korps Brimob) apalagi SDU (semacam Densus 88). Terlihat barikade yg dibuat oleh demonstran untuk menutup jalan.
Saya coba naik ke besi pembatas jalan untuk mendapatkan cakupan foto yg lebih luas namun sudutnya menurut saya masih kurang bagus & tetap tidak bisa mendapatkan gambar yg sedikit lebih baik. Akhirnya saya turun ke jalan lagi bergabung dengan masyarakat & para demonstran. Masyarakat menyimak orasi yg disampaikan oleh perwakilan demonstran saat itu dengan latar belakang sisi lain dari bis yg melintang di jalan.
Saya berada cukup lama di lokasi ini untuk melihat respon masyarakat yg sengaja datang menyaksikan aksi para demonstran, menyimak orasi yg disampaikan, foto-2 atau hanya sekedar melintas. Lagi-2 tidak ada perasaan khawatir sedikitpun muncul dalam hati saya & saya lihat masyarakatpun menghadapinya dengan santai saja.
Saya pun bergerak lagi ke lokasi lainnya. Sepanjang jalan saya melihat orang-2 menjadikan jalan seperti area rekreasi. Beberapa orang dengan pakaian rapi seperti baru pulang kerja saya lihat duduk di trotoar sambil minum minuman kaleng & mengobrol dengan santai. Di ujung jalan lainnya saya lihat kelompok demonstran yg sepoertinya juga sedang berorasi namun saya urungkan jalan ke arah itu karena posisi sudah cukup jauh dari tempat saya tinggal. Saya putuskan untuk kembali sambil melihat-2. Ternyata di dekat bis ada kelompok demonstran yg menggelar tikar/karpet (atau sejenisnya) untuk duduk-2 santai sambil bernyanyi atau memainkan alat musik yg mereka bawa. Di titik ini saya melihat ada beberapa orang yg membawa gendang/tambur untuk barongsai serta jimbe (gendang yg bisa dijepit di antara kedua kaki saat kita mainkan). Sepertinya itu menjadi alat musik yg mereka sepakati untuk dibawa saat demo.
Saya lanjutkan perjalanan menyusuri jalan utama tersebut. Saya memilih berbaur dengan masyarakat & berjalan di tengah jalan yg telah ditutup. Beberapa orang saya temui berjalan ke arah para demonstran tapi mungkin juga mereka sekalian jalan pulang ke arah tempat tinggal masing-2 mengingat tidak ada bus yg melintasi jalan itu sehingga mereka memilih untuk jalan kaki saja. Foto-2 di lokasi demostrasi & ditengah jalan sepertinya menjadi kegiatan yg tidak disia-2 kan oleh masyarakat.
Aaah… ternyata batere Iphone saya sudah tinggal beberapa persen saja. Saya putuskan untuk mengambil beberapa foto lagi secara random sekaligus memanfaatkan kesempatan langka hunting di tengah jalan.
Di detik-2 terakhir, baru saya sadari bahwa beberapa toko dekat lokasi demonstrasi ternyata masih buka & saat saya berada disana mereka sedang bersiap-2 untuk menutup toko. Mereka menutup toko lebih awal karena tidak ada kendaraan yg melintas daerah tersebut. Toko yg tetap buka ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka tidak khawatir dengan demonstrasi yg sedang berlangsung. Ini adalah toko yg pada saat saya melintas sudah dalam keadaan tutup.
Selesai mengambil foto di atas betere saya benar-2 drop & sudah tidak ada tenaganya lagi. Saya pun kembali mengayunkan langkah menyusuri jalan menuju ke tempat tinggal saya. Dari pantauan saya ke lokasi demonstrasi serta lokasi-2 lain dalam radius 200-300 meter, saya lihat aktifitas masyarakat berjalan normal. Restaurant atau kantin-2 khas Hong Kong masih tetap ramai dikunjungi oleh orang-2 yg mau makan malam. Pedagang kaki lima tetap menjajakan dagangannya di lokasi yg ditentukan & masyarakat berbelanja dengan santai seperti biasanya. Supermarket juga tidak mengalami lonjakan pembeli karena makanan seperti roti, mie instan, makanan kalengan, susu dll terlihat stoknya cukup dengan tanda etalase tidak kosong seperti saat typhon skala 10 akan menerjang Hong Kong.
Itulah pandangan mata yg bisa saya bagi ke kawan-2. Harapan saya semoga demonstrasi ini berlangsung dengan tertib & damai tanpa jatuhnya korban, baik di pihak demonstran maupun aparat keamanan.