Bagian kedua dari 2 tulisan.
Urumqi adalah ibukota dari propinsi Xinjiang, sebuah propinsi yang kira-kira berada di bagian barat Republik Rakyat China (selanjutnya saya sebut China). Meski berada jauh di bagian barat ternyata kondisinya jauh berbeda bila kita bandingkan dengan beberapa propinsi di negeri kita. Wilayah yang secara geografis ini jauh dari ibukota ternyata tampil tidak kalah dengan kota besar lainnya, misalnya Shenzhen. Jalan-jalan begitu besar bahkan masih terus berlanjut untuk diperluas lagi jaringannya. Gedung-gedung tinggi juga berjejer di pusat bisnisnya. Terkesan bahwa meskipun jauh dari ibukota tapi pemerintah China tetap memberikan perhatian pada propinsi ini.
Dulunya propinsi Xinjiang mayoritas penduduknya adalah suku bangsa Uyghur yang memiliki penampilan yang jauh berbeda dengan suku lainnya. Menurut saya mereka lebih mirip dengan orang Eropa Timur seperti orang Kazakstan/Uzbekistan bahkan mirip orang Turki dibanding dengan rata-rata suku China lainnya. Dan suku bangsa Uyghur ini rata-rata memeluk agama Islam. Kita masih bisa melihat pengaruh kebudayaan Islam yang mungkin masuk ke Uyghur pada saat Jalan Sutra mencapai periode keemasannya & sampai saat ini kebudayaan tersebut masih tumbuh disana. Mungkin karena itu pula maka selain tulisan China yang dipakai secara resmi maka dipakai pula tulisan dengan alphabet Arab. Di beberapa tempat kita juga bisa temukan tulisan dengan alphabet Cyrillic (seperti alphabet yang dipakai Rusia) karena selain pengaruh kebudayaan Arab tidak tertutup kemungkinan jika budaya dari negeri tetangga seperti Kazakstan, Uzbekistan, Kyrgystan & Tajikistan juga memberi pengaruh yang sama besar di Xinjiang.
Saat ini suku bangsa Uyghur sudah tidak menjadi mayoritas lagi di Xinjiang. Salah seorang kawan menjelaskan pada saya bahwa suku bangsa Uyghur sudah hampir sama besar jumlahnya dengan suku bangsa Han yang datang merantau & menjadi pengusaha di Xinjiang beberapa tahun lalu. Perubahan yang pesat ini mungkin saja menimbulkan kecemburuan & gesekan sosial di masyarakat. Mungkin itu pula yang menimbulkan perasaan aneh pada saya saat saya sempatkan diri untuk survey lokasi, melihat-lihat sekeliling sebelum street hunting saya lakukan.
Saat itu saya telah berada di jalan sekitar 15-30 menit untuk melihat-lihat. Biasanya saya secara psikologis dalam waktu selama itu sudah bisa berbaur dengan lingkungan. Namun hal itu tidak terjadi saat itu karena ada perasaan tidak nyaman, ada perasaan tidak aman. Ada tatapan dari orang-orang yang melihat saya saat itu yang menurut saya sedikit dingin… tidak mengancam tapi juga tidak ramah seolah ingin menyelidiki mau apa saya saat itu. Sampai saat saya bertemu seorang teman esok harinya barulah saya tahu penyebab tatapan dingin itu. Pada tahun 2009 telah terjadi gesekan sosial antara suku bangsa Uyghur dengan suku bangsa Han. Mungkin dimata mereka saya ini lebih mirip suku bangsa Han makanya tatapan menyelidik lah yang saya dapatkan. Tatapan curiga ini juga saya dapat saat mengunjungi salah satu masjid tua di wilayah muslim Uyghur. Sampai saatnya saya & beberapa orang mengucapkan salam (Assalamu’alaikum Wr. Wb.) barulah pandangan curiga itu sedikit mencair.
Terlepas dari persoalan/gesekan sosial yang terjadi disana, Xinjiang tetaplah eksotis untuk dijelajahi. Saat senggang saya sempatkan untuk melakukan street hunting meski berbekal iPhone 4S saja. Budaya China & Islam hidup berdampingan disana. Kita akan bertemu klenteng di salah satu sudut kota & di sudut lainnya kita akan melihat masjid yang arsitekturnya mirip dengan bangunan masjid lama di Timur Tengah. Sayang saya tidak bisa mengabadikan bangunan cantik tersebut karena tiap kali melihat justru saya sedang berada di dalam kendaraan yang berjalan cepat. Masjid yang sempat saya abadikan adalah masjid tua yang bangunannya mirip klenteng serta masjid kecil yang berada di perkampungan dekat tempat saya menginap, meski hanya bisa mengabadikan bagian depannya saja.
Berikut ini saya sajikan beberapa foto yang sempat saya abadikan di sela-sela kesibukan saya di Xinjiang. Selamat menikmati & salam njepret…!